Senin, 12 Maret 2018

Datum Geodetik dan Sistem Koordinat

Datum Geodetik dan Sistem Koordinat
1. Datum Geodetik
·         Pengertian Datum Geodetik
Datum geodetik adalah parameter yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid referensi. Parameter-parameter ini selanjutnya digunakan untuk pendefinisian koordinat, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang di muka bumi. Setiap negara menggunakan suatu sistem Datum Geodetik yang masing-masing ditetapkan menjadi dasar acuan pemetaan nasionalnya.
·         Parameter Datum Geodetik
1).    Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).
2).    Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.
3).    Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.
4).  Parameter lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan aspek spasial lainnya.
·         Macam-macam Datum Geodetik
1).    Macam Geodetik berdasarkan Metodenya :
§  Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan horizontal dimana untuk mendapatkan koordinat x dan y.
§  Datum vertikal adalah bidang referensi untuk titik ketinggian (elevasi). Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman (koordinat z).
2).    Macam Geodetik berdasarkan Luas Areanya :
§  Datum lokal adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang tidak terlalu luas. Contoh datum lokal di Indonesia antara lain : datum Genoek, datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), dan DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995).
§  Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif lebih luas dari datum lokal. Datum regional biasanya digunakan bersama oleh negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh datum regional antara lain : datum indian dan datum NAD (North-American Datum) 1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua Amerika bagian utara, Eurepean Datum 1989 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua eropa, dan Australian Geodetic Datum 1998 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua australia.
§  Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan datum yang berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan datum mengarah pada datum global. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84, dan ITRF.
·         Sejarah Pemetaan di Indonesia dalam Menggunakan Datum Geodetik
v  Sejak tahun 1870 (oleh Pemerintahan Kolonial Belanda tahun 1870) sampai dengan tahun 1974, Datum Geodetik yang digunakan adalah Ellipsoid Bessel 1851 (a = 6.377.563 m, f = 1/299,3) dengan sisitem koordinat relatif dan posisi Ellipsoid bermacam-macam. Untuk Jawa, Nusa Tenggara dan Sumatera dipakai titik di gunung Genuk di sekitar Semarang sebagai titik awal sistem. Yang dinamakan Datum Genuk. Di Kalimantan ada 2 datum, yaitu Datum Gunung Raya di Kalimantan Barat dan Datum Serindung di Kalimantan Timur ( keduanya terpisah ), untuk Sulawesi dipakai Datum Monconglowe di Sulawesi Selatan, selain tiu juga ada beberapa datum di Maluku dan datum di Papua.
v  Dalam program pemetaan Dasar Nasional yang dimulai pada masa Repelita I ( 1960-1974 ) yang bertepatan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada tahun 1969, dan dimulainya progam penyatuan sistem referensi. Tujuan utamnya untuk membangun sistem informasi geografis yang integratif di Indonesia. Pada masa ini teknologi pun telah berkembang dengan munculnya penentuan posisi dengan satelit, yang pada waktu itu dinamakan sistem Satelit Doppler dari US Navy Navigation Satelite system ( NNSS ) sistim triangulasi yang dignakan pada masa sebelumnya telah ditinggalkan. Dengan teknologi ini, seluruh datum Indonesia yang terpisah telah disatukan dalam satu sistem, walupun pada waktu itu kita masih mengadopsi sistem relatif terhadap satu titik di muka bumi yang dipakai sebagai acuan.Kemudian Bakosurtanal memutuskan untuk memilih satu titik triangulasi di Padang sebagai titik awal sistem dan dinamakan Datum Padang. Selanjutnya Datu Padang ini dinamakan dengan nama baku yang terkait dengan tahun penetapannya yaitu Datum Indonesia 1974 ( Indonesia Datum, 1974 atau ID-74 ). Dalam datum tunggal ini Indonesia mengganti Ellipsoid Bessel 1841 dengan ellipsoid yan diadopsi secara internasional pada waktu itu, yaitu GRS 1967 ( Geodetic Reference System 1967 ). Denga nilai a = 6.378.160 m dan f = 1/298.25.
v  Ketika setelah berkembangnya GPS ( Global Positionng System ). Pada masa ini penentuan posisi yang lebih akurat dicapai setiap saat dan tepat. Agar peta-peta Indonesia tetap bisa digunakan, maka perlu mengubah datum yang digunakan dari ID-74 ke datum yang sesuai denga sistem GPS. Datum baru ini dinamakan Datum Geodesi Nasional Indonesia 1995 ( DGNI 1995 ) dengan Ellipsoid acuan WGS 1984 ( a = 6.378.137 m dan kegepengan f = 1/295.34 ) yang juga digunakan secara internasional serta sistem koordinat geosentrik. Datum ini mengadopsi sistem datum geodetik absolut dengan mengatur pusat Ellipsoid Referensi berimpit dengan pusat massa bumi dan tidak digunakan lagi Datum Padang ( yang merupakan datum relatif ) seperti pada masa sebelumnya.
2.      Sistem Koordinat
·         Pengertian Sistem Koordinat
Sistem koordinat merupakan suatu metode/cara yang digunakan untuk menentukan letak titik dalam suatu grafik.
·         Macam Sistem Koordinat
v  Koordinat Kartesius
-) Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang disebut koordinat x dan koordinat y dari titik tersebut.
-) Untuk mendeskripsikan suatu titik tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi nilai x ditulis absis, lalu diikuti nilai y yang disebut ordinat. Dengan demikian, format yang dipakai selalu (x,y) dan urutannya tidak dibalik-balik.
v  Koordinat Polar
Dalam koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik ikatnya. Selanjutnya dapat dijelaskan pada gambar berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipNPJ-QQtndO_BXdidopzW6ESCLX-FDo08Yqxm1rK0xFP602FORsnoNUtSfRozZrzyI9wdYGJ1kmwvT0UcTDnkJWJDmOevTdpmeUWfq2A7AVPg79JHhyphenhyphenSbaAqZObGKvJbppK7CjX2UlvY/s320/6.JPG
v  Koordinat Kartesian
Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus, seperti yang terlihat pada gambar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpVa4ZwuIZFHfn1vYecPJSwf1AobNrDDijFxUbjehiR8DNBAKJfu51ppCCNm_uTMa4ou_c2gVmYlNu2nAvDDKYLCx3SHxS-nyI8i9dvRyVk2wfME0aILFnDtC9WoE-UmqdMf2nmfU8LLs/s320/9.JPG
v  Koordinat Bola
Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga didefinisikan dalam sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwdfqHUhyM69sBb6948AwiKHFSjNB1ERPkuGUyo5VEedP2NrCDOoYzAHTaJp9k71ydx0P_9Scxww35KJVOx8MpkcUt36ES_CiqmG5Ah179LuNfeJlvYBvBaanZkQdcZOaPbkAKS_nL27g/s320/10.JPG
v  Koordinat Ellipsoida
Untuk pendefinisian bentuk bumi sangatlah susah. Bentuk bumi dikenal sebagai geoid. Geoid didekati oleh permukaan muka laut rata-rata. Untuk mempermudah hitungan bentuk bumi, digunakan suatu model matematik yang disebut ellipsoida yaitu ellips yang putar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqJhLh0inD632Jw2YknpzmhRdIJYLIDK-Ja8x_EzhkW15Mw3Y8E5gvBMSmdYGb11xhNcrkFWK8AtQruzY9myEO9KeCaEto4S8rmLOCUCuT8h0AJ32XzRdC7upoU7tgZU_2SVP92W4MYKg/s320/12.JPG
dengan :
a = sumbu semi-mayor (setengah sumbu panjang)
b = sumbu semi-minor ( setengah sumbu pendek)
f = flattening (penggepengan)
e = eksentrisitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar